Pendidikan Keluarga di 5 Negara

Kita pasti sepakat bahwa keluarga merupakan pendidik utama dan pertama bagi seorang anak, karena pembelajaran mengenai kehidupan, terutama tentang etika dan moral, pertama kali diperoleh dari keluarga. Kualitas dan keharmonisan keluarga pun akan berpengaruh banyak pada tumbuh kembang sang anak.

University of Warwick pernah melakukan penelitian pada 15.000 anak remaja dan dewasa muda, hasilnya adalah remaja yang bahagia cenderung akan meraih penghasilan yang lebih besar di usia dewasa. Kesimpulan dalam penelitian tersebut menekankan bahwa kebahagiaan anak-anak dan remaja adalah kunci keberhasilan mereka di masa depan. Hal ini juga menjadi alasan bahwa orang tua harus bisa menciptakan lingkungan rumah yang sehat secara emosional.

Menyadari pentingnya keluarga dalam pendidikan, 5 negara berikut memasukkan program pendidikan keluarga dalam program nasionalnya, loh. Seperti apa ya bentuknya?

1. Finlandia
Negara Finlandia terkenal dengan sisten pendidikannya. Keberhasilan pendidikannya ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kurikulum ataupun guru saja, namun juga didukung oleh peran serta keluarga. Di Finlandia dikenal dengan parental engagement. Dimana orang tua terlibat dalam pendidikan anak di sekolah. Tujuannya agar memungkinkan pihak sekolah mengetahui bakat anak lebih dini sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak.
Orang tua juga memiliki hak mengevaluasi kurikulum. Orang tua tidak sekedar mendaftarkan anak ke sekolah, mereka punya tanggung jawab untuk memonitor kemajuan anak serta memberikan saran dan pendapat untuk perbaikan kurikulum jika dibutuhkan. 

2. Australia
Pemerintah Australia mendukung keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Orang tua, wali, sekolah, dan masyarakat harus memastikan bahwa keluarga memainkan peran positifnya dalam pembelajaran anak mereka. Beberapa bentuk dukungan mereka adalah :
  • Learning Potential App , merupakan aplikasi gratis mencakup tips dan cara yang bisa orang tua gunakan dalam pembelajaran anak di rumah. 
  • The Australian Parent Engagement Network , merupakan ruang virtual bagi warga yang ingin melibatkan keluarga pada pembelajaran dan pendidikan anak.
  • Family-Schools Partnership , merupakan program kemitraan antara keluarga dan sekolah yang didasarkan pada rasa saling percaya dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak.
  • National Parents Bodies,  Australia mengakui organisasi/dewan orang tua yang telah terbentuk untuk menyampaikan aspirasi orang tua terkait kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Jadi, di sana itu orang tua punya organisasinya loh.

3. Amerika Serikat
Membangun generasi adalah tanggung jawab bersama. Ketika keluarga, komunitas, dan sekolah bekerja bersama, siswa akan berhasil dan masyarakat pun dapat merasakan manfaatnya. Keterlibatan keluarga menjadi bagian integral dari upaya reformasi pendidikan. Beberapa hal yang dilakukan oleh Amerika Serikat adalah :
  • Membentuk The Family and Comunity Engagement Team, ini merupakan gabungan dari beberapa instansi yang berkaitan dengan keluarga dan pendidikan. Tujuan terbentuknya tim ini adalah terjangkaunya keluarga di berbagai wilayah bagian. Beberapa hal yang dilakukan adalah parentcamp, sosialisasi kebijakan, forum orang tua, webinar, media sosial, kartu orang tua dan masih banyak lagi.
  • Bekerjasama dengan ParentCamp.org. Ini merupakan moment dimana orang tua, pengasuh, tokoh masyarakat, pendidik, dan anak-anak bersatu untuk mengadakan diskusi tentang cara terbaik untuk mendukung siswa. Ini adalah kesempatan untuk memperluas hubungan, memperkuat kemitraan, berbagi jaringan, dan belajar.

4. Jepang
Siapa yang tidak kenal Jepang? Negara ini terkenal dengan pendidikan dan kedisiplinannya. Kedisiplinan sudah ditanamkan oleh keluarga  jauh sebelum anak masuk ke sekolah formal. Istilah yang digunakan disana adalah Kyoiku Mama (Ibu Pendidik) yaitu di mana seorang ibu mendorong anaknya untuk belajar sekaligus menciptakan keseimbangan pendidikan.
Selain itu, dikenal juga istilah Ryosai Kentro, yaitu istri yang baik dan ibu yang arif. Menggambarkan suatu kebijakan yang memposisikan kaum wanita bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di rumah. Pembagian peran alami sesuai fitrah antara perempuan dan laki-laki. Initinya menyerukan bahwa peran terhormat wanita adalah sebagai istri yang baik dan bijaksana.

5. Indonesia
Tidak mau kalah, Indonesia pun punya instansi yang mendukung keluarga untuk memegang peran utamanya dalam pendidikan anak. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga namanya, terbentuk karena kesadaran pemerintah untuk melibatkan keluarga dalam mencerdaskan bangsa. Salah satu program unggulannya adalah program nasional "Hari Pertama Masuk Sekolah" yang menghimbau orang tua agar mengantarkan anaknya ke sekolah di hari pertama ia sekolah. Ini menjadi gerakan nasional yang disambut baik oleh para orang tua dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah pun gencar mensosialisasikan dan membuat beragam panduan kegiatan yang dapat dilakukan orang tua saat mereka berkunjung ke sekolah.
Program lainnya yaitu wadah sosialisasi berupa laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Melalui laman ini, orang tua dapat memperoleh praktik baik pendidikan keluarga dan menularkannya kepada orang tua lain. Berita gembiranya adalah laman ini baru saja memperoleh penghargaan dari Grid Story Factory dan Grid Voice untuk Owned Media Kategori The Best Content Marketing Implementation in Government $ State Owned Enterprises. Hore... selamat, Sahabat Keluarga!

Itu dia ulasan singkat mengenai pendidikan keluarga dalam mendukung pendidikan anak di berbagai negara. Banyak praktik baik di negara lain yang dapat dipraktikan juga di Indonesia. Salah satu yang belum ada di Indonesia adalah organisasi orang tua yang diakui oleh Pemerintah. Organisasi ini bisa menjadi wadah bagi orang tua untuk menyalurkan aspirasinya. Biar bagaimanapun, menjadi orang tua dalam keluarga merupakan profesi juga, tho?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembentukan Struktur Hexagon City

[30 DEM-DAY #8] Burung Kecil dan Pohon Tua

[30DEM-DAY14] Endog-endogan