[30DEM-DAY11] Aku Sayang Al-Quran


Berawal dari pertanyaan Iggo tentang,
"Bunda, gimana kita bisa tahu kalau Allah sayang sama kita, padahal kita ngga bisa ngomong langsung sama Allah."
Akhirnya saya mendongeng dengan cara seperti ini. Mohon koreksi apabila ada kekeliruan.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dahulu, lahirlah seorang anak kecil yang diberi nama Muhammad, nama yang sama seperti yang tersemat pada nama Iggo. Muhammad Rioiggo Asadfaiq. Nama itu Bunda berikan, sebagai doa kelak Iggo memiliki akhlak yang mulia seperti nabi kita, Muhammad saw.

"Iggo tahu Muhammad?" tanyaku, sambil mengelus kepalanya.
"Nabi kita ya Bun?" jawabnya.

Ya betul, dulu Muhammad kecil lahir dalam keadaan sudah tidak memiliki Ayah, beberapa tahun kemudian Ibunya juga meninggal. Sama seperti Ayah yang Ibunya sudah meninggal saat kecil juga. Nabi tumbuh menjadi anak yang disukai oleh banyak orang, ia adalah anak yang jujur, rajin, dan suka membantu orang lain. Padahal, pada zaman dahulu banyak sekali orang-orang yang berbuat jahat, merusak bumi Allah, dan menyembah berhala. Namun Nabi tidak mengikuti mereka. Nabi tetap menjadi orang yang berbudi dan baik hati.

Karena kebaikan hatinya, ada seorang wanita bernama Sitti Khadijah yang tertarik pada Nabi. Sitti Khadijah adalah seorang wanita yang kaya raya dan memiliki banyak sekali rumah. Sitti Khadijah menyukai Nabi karena kebaikan hati Nabi.

Hingga pada usia Nabi 40 tahun, datanglah wahyu pertama dari Allah untuk umatnya di bumi.

"Apa itu wahyu, Bun?" tanya Iggo penasaran.
"Wahyu adalah, perkataan-perkataan Allah sebagai petunjuk umat Islam di dunia. Wahyu itu diturunkan Allah melalui Malaikat Jibril."

Di suatu gua yang gelap lagi dingin, Gua Hirro namanya, Nabi bertemu dengan Malaikat Jibril yang sebelumnya tidak pernah ia temua. Malaikat Jibril adalah makhluk yang Allah ciptakan yang dibuat dari cahaya. Malaikat tidak seperti manusia, ia tidak bisa kita lihat dengan mata kita. Pada saat itu Nabi ketakutan. Nabi menangis. Nabi takut dan tidak tahu siapa yang mendekatinya di Gua Hiro itu.

Malaikat membimbing Nabi untuk mengucapkan "Iqra", bacalah. Malaikat terus mengatakan itu, sampai Nabi mampu mengucapkannya.

Dengan cara itulah Allah berkomunikasi dengan umatnya di bumi. Apabila di bumi, manusia melakukan kerusakan atau berbuat kemungkaran, Allah akan menurunkan wahyunya melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Banyak sekali wahyu yang Allah berika untuk kita, sampai saat ini terkumpul dalam kitab yang kita kenal dengan Al-Quran.

Termasuk perintah Allah yang menganjurkan Bunda menyusui Iggo sampai Iggo berusia 2 tahun. Itu ada di Al Quran. Allah beritahu Bunda melalui kitab ini.

Lalu perintah Allah yang memberi tahu kita, mana makanan yang halal dan haram, seperti yang Iggo sudah tahu saat ini. Itu ada di Al Quran.

Bagaimana seharusnya akhlak seorang anak pada orang tuanya, dan orang tua pada anaknya. Semua itu ada pada kitab ini.

Tentang bintang, tentang surga, tentang bagaimana cara berjualan, wanita harus berhijab, sholat, dan masih banyak lagi.

Kita diperintahkan untuk membacanya, untuk mengetahui makna dan wujud-wujud kecintaan Allah pada kita. Kita diperintahkan untuk mempelajarainya, agar hidup kita di dunia selamat hingga sampai akhirat nanti.

Saya biarkan Iggo, membuka tutup Al-Quran yang sedari tadi saya pegang sebagai media penyampai cerita di atas.

"Tapi Iggo ngga bisa bacanya Bun, gimana caranya baca ini?" tanya Iggo lagi.

Nah di sinilah kita perlu belajar huruf per huruf. Kita awali dulu dengan membaca Iqra. Belajar tentang Alif Ba Ta Tsa dulu, baru kita bisa baca Al-Quran ini dengan baik.

Iggo perlu belajar buku Iqra ini lebih dahulu sampai bisa. Dan selanjutnya kita bisa belajar lebih banyak tentang begitu cintanya Allah pada umatnya.

"Siaaap?" tanyaku
"Siaaaaaaaappppppppphhhhh!" jawabnya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Begitulah kiranya, semoga Allah selalui membimbing kami untuk terus menemukan-Nya. Aaaaaammmmmiiiinnnnn

Selesai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[30DEM-DAY14] Endog-endogan

[30 DEM-DAY #8] Burung Kecil dan Pohon Tua

[30DEM-DAY#9] Kurry si Kura Mungil