[30 DEM-DAY #8] Burung Kecil dan Pohon Tua


Pada suatu hari, di padang rumput yang sangat luas hiduplah seekor burung kecil  dan sebuah pohon tua yang batangnya begitu besar. 

Di pagi hari yang cerah, burung kecil sedang belajar mengepakkan sayapnya untuk terbang. Berkali-kali ia terjatuh namun akhirnya berhasil juga. Ia terbang rendah mengelilingi pohon tua. Sesekali ia pun terbang tinggi melesat jauh ke angkasa. Saat terbang ia begitu bahagia melihat langit dan kehidupan di bumi yang begitu indah. Burung kecil begitu menikmati pengalamannya saat terbang, angin yang mengelus lembut bulunya juga hangatnya sinar mentari yang terasa di kulitnya. Terbang pun menjadi kegemarannya sejak saat itu.

Hingga pada suatu waktu, burung kecil baru saja menyadari, ada sebuah pohon tua yang sejak  lama terus saja terdiam di tempatnya. Tidak bergerak. Kakinya menghujam dalam ke tanah. Dan daun-daunnya begitu rimbun memenuhi bagian atas pohon tua. Burung kecil pun mendekat,

"Hai Pohon Tua, apakah sudah lama kamu berada di sini?" kicaunya sambil terbang rendah di sekeliling pohon tua.

Pohon Tua menjawab, "Ya, Burung Kecil, aku selalu berada di sini, dan selalu memperhatikanmu terbang mengelilingiku, siang dan malam."

"Apakah kamu tak bosan hai Pohon Tua, sepanjang hari kau selalu diam dan tak bergerak. Kakimu pun tertancap dalam di bawah tanah. Ayo, ikut aku terbang, pasti kau akan begitu bahagia, sama sepertiku." ucap Burung Kecil sembari mendekati akar Pohon Tua.

"Tidak, burung kecil. Aku bahagia Allah Yang Maha Besar telah menciptakanku seperti ini. Terus terbanglah, hai Burung Kecil, bahagiakan dirimu." ujar Pohon Tua dengan bijak.

Burung Kecil pun terbang tinggi sembari menyimpan tanda tanya besar dalam hatinya. Mengapa Pohon Tua begitu bahagia, padahal ia hanya diam di atas tanah. Apakah Pohon Tua tidak ingin terbang tinggi seperti dirinya. 

Sore harinya, Burung Kecil pun mendekati lagi Pohon Tua, ia masih penasaran mengapa Allah menciptakan Pohon Tua untuk terus diam ditempatnya saja. Tidak bisa terbang dan melihat keindahan alam yang telah Allah ciptakan ini.

"Pohon Tua, pernahkah kamu bertanya kepada Allah, mengapa kamu diciptakan untuk terus diam? Padahal alam Allah begitu indah dan luas. Ayo, cabutlah akarmu dan ikut bersamaku mengelilingi alam ini." Burung Kecil belum menyerah untuk mengajak Pohon Tua terbang bersamanya.

"Tidak, Burung Kecil. Tempatku adalah di sini. Di tanah ini. Biarlah kau saja yang terbang. Pada saatnya nanti, kau akan mengerti mengapa aku berada di sini." jelas Pohon Tua pada Burung Kecil.

Setelah mendengar penjelasan Pohon Tua, Burung Kecil kembali terbang melesat jauh ke atas langit. Menembus awan dan melawan hembusan angin. Tiba-tiba suara petir pun terdengar jauh dari ujung langit. Duaaaarrrrrr....... Duaaaarrrrr... Ddduuuaaaarrr...

Burung Kecil begitu kaget, awan tiba-tiba berubah warna menjadi hitam. Langitpun menurunkan hujan. Hujan pun turun dengan derasnya, dan membasahi Burung Kecil. Sayap burung kecil mendadak berat untuk dikepakkan. Ia pun hilang kendali, dan jatuh dengan kencangnya dari langit.

"Aaaaaaaarrrrrrgh! Tolong aku!" teriak Burung Kecil dengan begitu kerasnya. Namun suara petir mengalahkan teriakannya. Burung Kecil terus jatuh dan jatuh ke bawah. Hingga...

"Haaaap!" tangan-tangan Pohon Tua menangkap Burung Kecil yang terjatuh. Daun-daunnya begitu rimbun sehingga sama sekali tidak melukai Burung Kecil.

Pohon Tua pun mendekap Burung Kecil dengan hangatnya.

"Kamu sudah aman Burung Kecil, aku akan melindungimu dari hujan ini. Daun-daunku akan menghangatkanmu." ujar Pohon Tua sambil memeluk Burung Kecil.

Burung Kecil pun menangis dan memeluk balik Pohon Tua, ternyata inilah alasan Allah menciptakan Pohon Tua untuk berdiri kokoh di atas tanah dan memiliki daun-daun yang begitu rimbun.

"Terimakasih Pohon Tua, sekarang aku mengerti." balas Burung Kecil sembari mengusap air matanya.

Sejak saat itu, Burung Kecil begitu senang berada di dekat Pohon Tua. Pohon Tua pun demikian, ia begitu senang mendengar kicauan Burung Kecil saat ia bercerita tentang alam yang Allah telah ciptakan. 

Selesai.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

[30DEM-DAY14] Endog-endogan

[30DEM-DAY#9] Kurry si Kura Mungil