(NHW #6) Menjadi Manajer Keluarga Handal
Bismillahirrahmanirrahim
Minggu ini adalah minggu yang cukup berat bagi saya. Suami baru saja terkena Demam Berdarah. Saya harus menjadi Suster 7 harinya, yang harus siap siaga di sampingnya. Terutama malam hari. Cukup lelah. Ditambah Iggo yang saat malam datang, sakit giginya kambuh. Kode juga, agar tidurnya dipijat, dielus, disayang-sayang dulu.
Yang tidak bisa dibohongi adalah mata. Rasa kantuk terus menggelantung setelah masa 7 hari itu terlewati. Rasanya ingin memohon, tolong berikan aku 1 hari penuh untuk tidur. Haha....
Ditengah kelelahan itu, Matrikulasi Institut Ibu Profesional hadir dengan materinya yang "ngena" banget. Walaupun selalu tertinggal diskusi kelas, jadi cukup bisa menyimak saat diskusi telah berakhir. Maafkan saya Sensei dan Minna-san.
Yess, kembali ke materi. Materi kali ini adalah tentang Ibu Manajer Keluarga Handal, kami diajak untuk belajar :
1) menyadari motivasi menjadi IBU
2) menjadi manajer keluarga
3) menangani kompleksitas tantangan
4) mengembangkan peran
lalu memutuskan untuk BERUBAH!? atau KALAH!?
Jika kita masih ASAL KERJA, yang penting menggugurkan kewajiban semata, maka yang terjadi hanyalah KEJENUHAN tiada akhir
Jika kita didasari KOMPETISI selalu ingin bersaing dengan keluarga lain, maka yang terjadi hanyalah STRES, tidak suka melihat keluarga lain sukses
Jika kita didasari oleh PANGGILAN HATI, sehingga merasa menjadi ibu adalah bagian dari peran kebermanfaatan di muka bumi, maka yang terjadi adalah GAIRAH menjalankan tahap demi tahap setiap pekerjaan kita. Setiap kali selesai tugas, akan mencari tugas berikutnya, TANPA MENGELUH.
Yang manakah niat kita? motivasi kita?
Menjadi Manajer Keluarga? Bagaimana caranya?
HARGAI DIRI kita sebagai seorang ibu yang profesional layaknya seorang manajer. Berpenampilan menarik, berpakain rapi, bertutur kata baik. Dan bentuk penghargaan diri lainnya, yang kita rasa dapat meningkatkan mood kita saat bekerja menjadi IBU.
RENCANAKAN AKTIFITAS yang akan dikerjakan. Patuhi!
BUAT SKALA PRIORITAS, dengan meletakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama.
Bangun KOMITMEN DAN KONSISTEN saat menjalankannya.
1) menyadari motivasi menjadi IBU
2) menjadi manajer keluarga
3) menangani kompleksitas tantangan
4) mengembangkan peran
lalu memutuskan untuk BERUBAH!? atau KALAH!?
1. Motivasi seorang IBU
Jika kita masih ASAL KERJA, yang penting menggugurkan kewajiban semata, maka yang terjadi hanyalah KEJENUHAN tiada akhir
Jika kita didasari KOMPETISI selalu ingin bersaing dengan keluarga lain, maka yang terjadi hanyalah STRES, tidak suka melihat keluarga lain sukses
Jika kita didasari oleh PANGGILAN HATI, sehingga merasa menjadi ibu adalah bagian dari peran kebermanfaatan di muka bumi, maka yang terjadi adalah GAIRAH menjalankan tahap demi tahap setiap pekerjaan kita. Setiap kali selesai tugas, akan mencari tugas berikutnya, TANPA MENGELUH.
Yang manakah niat kita? motivasi kita?
2. Manajer Keluarga
Peran Ibu sejatinya adalah sebagai manajer. Maka haruslah kita menanamkan pada hati dan pemikiran kita bahwa SAYA ADALAH MANAGER KELUARGA, dan kemudian bersikap dan berpikirlah layaknya seorang manager.
HARGAI DIRI kita sebagai seorang ibu yang profesional layaknya seorang manajer. Berpenampilan menarik, berpakain rapi, bertutur kata baik. Dan bentuk penghargaan diri lainnya, yang kita rasa dapat meningkatkan mood kita saat bekerja menjadi IBU.
RENCANAKAN AKTIFITAS yang akan dikerjakan. Patuhi!
BUAT SKALA PRIORITAS, dengan meletakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama.
Bangun KOMITMEN DAN KONSISTEN saat menjalankannya.
3. Menangani Kompleksitas Tantangan
Kita pasti akan mengalami kompleksitas tantangan baik di ranah domestik maupun di ranah publik. Ada beberapa hal yang perlu kita praktekan dalam hal menangani kompleksitas tantangan itu,
Sudah berapa lamakah kita menjadi Ibu? Jika sudah melewati 10.000 jam terbang, seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih SEKEDAR MENJADI IBU.
Kita terlalu terbelenggu dengan rutinitas yang itu-itu saja, sehingga lupa untuk mengembangkan diri, meningkatkan kompetensi diri. Akhirnya yang muncul adalah pengulangan aktifitas dari hari ke hari, meskipun sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih. Tidak ada perubahan.
Dan, mari kita putuskan untuk BERUBAH! atau KALAH!
Kalau saya memutuskan untuk berubah jadi
Menjadi Super Mom yang bekerja karena panggilan hati, mampu menjadi manager handal keluarga, menangani kompleksitas tantangan, dan siap mengembangakan peran sebagai ibu. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menjalani proses menemukan diri dan menemukan peran hidup. Menyisihkan rutinitas-rutinistas yang tidak kunjung selesai yang selalu membuat kita "Merasa Sibuk". Lalu bagaimana tahapannya?
1. Tentukan 3 aktivitas yang paling penting dan prioritas!
Di rumah :
- Memasak
- Bermain dengan Iggo
- Bermain dengan Iggo
- Menulis -
Di kantor:
- Menyusun program
- Menyusun laporan
- Menganalisa dan menyajikan data
Di kantor:
- Menyusun program
- Menyusun laporan
- Menganalisa dan menyajikan data
2. Buatlah jadwal harian!
Kalau jadwal harian saat weekday saya seperti ini, walaupun jadi heran sendiri, kok merasa banyak waktu dinamisnya ya? berarti selama ini sudah merasa mengembangkan diri ya? Hahah
Kalau jadwal weekend nya seperti ini, kebanyakan me time, alias tiduuuur... gapapa... hehehe
Waktu bebenah rumah memang nyatanya sangat sedikit buat saya. Ditambah saya dan pasangan adalah pecinta rumah berantakan yang terstruktur. Haha. Jadi standar kerapihan saya yaaaa segini-segini aja. Untuk menyapu, mengepel, menyetrika, mencuci pakaian, Alhamdulillah sudah ada pembagian peran sendiri-sendiri antara Ayah, saya dan Adik saya. Dan kami memang tidak terlalu memasang target yang tinggi pada hal-hal tersebut. Asal dirumah ada makanan enak dan bergizi, semua sudah puas. Makanya saya memasukkan memasak sebagai aktifitas dinamis yang perlu terus dikembangkan. Aye aye...
Semoga ada manfaat yang dapat diambil dari tulisan kali ini. Apabila ada hal-hal yang kurang manfaat, mohon tidak perlu ditiru. Hehe
Sumber;
Matrikulasi Institut Ibu Profesional
Pengalaman Pribadi
Komentar
Posting Komentar