(Ulasan #1 FBE) Duhai, Nikmatnya Durian...
Bismillahirrahmanirrahim
Saya mengetahui Fitrah Based Education pertama kali adalah dari postingan seseakun di salah satu Media Sosial. Intinya disana, kita diminta untuk memahami anak sesuai fitrahnya. Saat itu, saya membacanya sambil lalu. Berminat mempelajari namun belum tertarik. Jadi tidak berusaha untuk mencari tahu lebih dalam lagi.
Sampai pada akhirnya, saya terjun pada Matrikulasi Institut Ibu Profesional, yang pada salah satu NHW nya saya diminta untuk merenungkan kembali tujuan hidup saya. Disana saya menuliskan tujuan hidup saya selain untuk beribadah tentunya untuk membesarkan Iggo menjadi manusia yang bermanfaat dan menyadari dirinya sebagai makhluk yang Dia ciptakan.
Dari sanalah, Allah yang membawa saya pada Ilmu yang satu ini. Fitrah Based Education. Saya menyampaikan gelitik hati saya pada suami. Mencari lebih banyak referensi tentang ilmu ini. Mendengarkan beberapa ulama mengulas ilmu ini. Dan voila, muncul gairah ketertarikan pula pada diri suami. Yang selama ini cenderung membebaskan saya dalam mengadopsi teori ini teori itu dalam pendidikan Iggo. Kalo ini, beliau terlihat tertarik, dan beberapa kali mengomentarinya. Yup. akhirnya kami mempelajarinya lebih dalam lagi.
Pada pekan kedua mempelajari bukunya, saya baru sampai pada lembar-lembar awal saja. Baru sepucuk kulit saja yang saya kupas. Untuk menikmati sepucuk kulit itu, saya berniat mengikatnya pada sebuah tulisan.
Bismillahirrahmanirrahim
Fitrah Based Education
Allah menciptakan manusia sudah memiliki maksud tertentu, yaitu untuk beribadah kepadanya, menjadi khalifah, imaroh dan imamah. Manusia memiliki peran/misinya yaitu untuk menebar rahmat dan manfaat di muka bumi. Manusia diberikan keturunan pun bukan serta merta tanpa tujuan, namun Manusia diberikan tanggung jawab mendidik keturunannya untuk menemukan maksud kehidupan dan peran/misinya itu.
Selain itu, Allah menciptakan manusia sudah lengkap pula dengan fitrah yang ia berikan sejak ia lahir. Fitrah yang selanjutnya menjadi benih, akar, tumpuan, kebangkitan, cahaya dll. Semuanya terfasilitasi pada ruang, waktu, dan sistem yang telah Allah ciptakan pula.
Mendidik fitrah bukanlah upaya untuk : mendominasi, mengintervensi, memanipulasi, menjejalkan sesuatu. Karena itu semua hanya akan merusak fitrah itu sendiri.
Namun mendidik fitrah adalah upaya untuk : menemani, merawat, menumbuhkan dan membangkitkan fitrah.
Setelah membaca beberapa kulitnya itu, saya membayangkan bahwa fitrah itu seperti benih buah yang telah Allah ciptakan. Allah menciptakan berbagai macam buah di muka bumi ini. Ada rambutan, kacang, cabe, jagung dll, yang Allah ciptakan benihnya dalam bentuk biji. Walaupun berawal dari biji dengan bentuk yang hampir sama, namun masing-masing dari benih itu sudah memiliki manfaatnya, memliki karakteristiknya, cara penanganan yang berbeda pula.
Sebagai penanam, kita harus tahu banyak hal, seperti :
Bagaimana cara menanamnya?
Berapa kadar airnya?
Berapa lama tumbuhnya?
Seberapa gembur tanahnya?
Bagaimana komposisi pupuk yang sesuai dengan masing-masing benih itu?
Dan banyak lagi, karena jika benih itu diperlakukan dengan cara yang tidak tepat, benih itu akan rusak dan berkurang kadar manfaatnya.
Karena dengan benih rambutan, tak akan pernah menjadikannya buah durianRambutan tetap akan jadi rambutan
Durian akan tetap jadi durian
Lantas, seperti apakah benih dari anak-anak kita?
Sudahkah kita mengenalinya?
Bagaimana cara menumbuhkan benih itu?
Bagaimana cara merawat benih itu?
Bagaimana cara membangkitkannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat?
Sudah tahukah kita?
Melalui filosofi ini, ngena banget untuk saya memahami Fitrah Based Education ini. Buah saja, Allah ciptakan sudah dengan manfaatnya masing-masing. Kita pun sama. Dengan perawatan yang tepat, kita akan tumbuh menjadi individu penuh manfaat.
Mau seperti apa kita mendidik anak kita?
Apakah akan menjadikannya durian yang hambar rasanya,
atau
durian yang manis buahnya, dan indah kulitnya?
Mau yang mana?
Sumber:
Buku Fitrah Based Education Version 3, Harry Santosa, 2015
Imajinasi pribadi dengan segala khayalannya
*)Mohon maaf apabila ada yang kurang tepat, ini semata-mata agar memudahkan saya mempelajari dan menghayatinya
Komentar
Posting Komentar